BAHAYA DOUBLE BURDEN PADA ANAK USIA SEKOLAH
“Nah, apa sih double burden itu?” Double burden atau disebut masalah gizi ganda yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Double burden ini seringkali mengancam pada anak usia sekolah. “Mengapa demikian?” pada usia sekolah anak sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan, sehingga berbagai faktor dan penyebab gangguan-gangguan fase tersebut bermunculan memicu anak mengalami double burden.
“Takut?” Tidak perlu takut. Pepatah mengatakan dimana ada masalah disitu ada jalan keluarnya. So, permasalahan gizi anak sangat mudah untuk kita atasi. Dengan secuil ilmu mampu mencetuskan generasi anak yang berkualitas. Melalui program perbaikan gizi, hal tersebut tentunya beres kita tangani.
Program perbaikan gizi diperlukan pada seluruh siklus kehidupan, dimulai dari masa kehamilan, bayi dan anak balita, pra sekolah, anak SD, usia remaja, usia dewasa sampai dengan lansia. Program perbaikan gizi pada anak usia sekolah menjadi langkah strategis untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kualitas anak usia sekolah sangat dipengaruhi oleh asupan makanan sehari-hari yang nantinya berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
“Valid gak tuh?” “mari kita baca dalilnya” menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan upaya perbaikan gizi untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan serta peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan IPTEK.
Kembali lagi pada anak usia sekolah. Perlu menjadi poin penting bahwa gambaran konsumsi anak yaitu ketika mereka berada di lingkungan sekolah. Selain tempat belajar, lingkungan sekolah menjadi salah satu tempat untuk berinteraksi dengan lainnya. Sebagai contoh mereka berbondong-bondong untuk membeli jajan baik dikantin, warung, koperasi atau bahkan pedagang kaki lima yang sudah bertebaran diberbagai titik lokasi lingkungan sekolah. Apalgi jajanan yang menggugah selera karena parasnya yang cantik, tentu menjadi incaran anak-anak dong.
Dalam kesehariannya terutama di lingkungan sekolah banyak dijumpai dan selalu dikelilingi penjual makanan jajanan yang dapat mempengaruhi dan mendorong mereka membeli dan mencoba. Menurut (WHO, 2015) makanan jajanan ini merupakan makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan atau ditempat-tempat keramaian umum yang langsung dimakan atau dikonsumsi. Dalam beberapa penelitian bahwa jajanan yang sering ditemui di lingkungan sekolah banyak mengandung bahan makanan tambahan atau bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan kesehatan anak dan juga gangguan-gangguan seperti seperti gangguan tumbuh kembang anak, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emsoi, gangguan bicara, hiperaktif hingga mencapai gejala autism (Judarwanto, 2006).
“Lalu, apa hubunganya saya sebagai calon ibu sekaligus orang tua dari anak-anak?” Orang tua adalah orang yang mendidik dan merawat anak sejak dini mulai dari perilaku, sikap, sifat sampai dengan kebutuhan anak sehari-hari. Salah satu kebutuhan yang paling penting adalah asupan nutrisi/makanan yang diberikan dan dikonsumsi setiap harinya. Maka dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam memberikan pengetahuan dasar untuk tidak membeli jajan sembarangan ketika di lingkungan sekolah sekaligus membiasakan anak untuk membawa bekal makan makanan rumah yang telah aman dikonsumsi. Tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi sebagai orang tua juga perlu memberikan makanan yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi yang lengkap. “ A Mother’s Knowledge of Nutrition Will Have and Impact on Her Children ”. Pengetahuan orang tua terhadap kebutuhan zat gizi menjadi bagian terpenting dalam pemenuhan makanan yang memiliki nilai gizi yang baik untuk anaknya.
“Oh iya, berarti kita harus memberikan makanan yang banyak dong kepada anak-anak, supaya mereka kenyang dan tidak jajan sembarangan?” tidak begitu juga yah hehee INGAT masalah di Indonesia mengenai double burden aja belum kelar, masa mau ngelanjutin masalah sih. So, perlu diketahui bahwa kebutuhan zat gizi anak berbeda-beda berdasarkan golongan umur dan juga jenis kelamin. Simak kebutuhan zat gizi pada tabel di bawah ini yah
“Nah, gimana sih mengetahui anak itu mengalami double burden atau nggak nya?” simak pada artikel selanjutnya yah ...
See you next articels
Thanks for Reading 👐
.


Semoga aja betmanfaat untuk calon ibu dan juga semua pembaca
BalasHapus